PERBEDAAN BENDA HIDUP DAN BENDA MATI

 

A. BENDA MATI

                


                Lihatlah benda - benda diatas. Ada gelas, ada meja, ada kain, ada sendok. Kesemua itu adalah benda - benda mati. Ciri - ciri benda mati mereka tidak bergerak, tidak bertambah besar/berkembang, tidak makan dan minum, tidak berkembang biak, tidak bernafas, tidak peka terhadap rangsang, tidak beradaptasi dan tidak melakukan metabolisme seperti ekskresi (mengeluarkan zat sisa). Bisakah benda mati bergerak? Bisa jika ada gaya dorong atau tarik yang terjadi pada benda itu. Contohnya mobil bisa bergerak karena ada gaya dorong mesin. 

                Dari contoh diatas belum tentu benda yang bergerak itu hidup karena itu harus ada ciri lain yang melekat padanya. Bisa bergerak tapi tidak bisa bernafas atau melakukan metabolisme berarti tidak bisa dikatakan benda hidup. Mereka tetap mati karena disamping tidak bernafas juga gerakannya terjadi sebab ada gaya yang menyebabkan mereka bergerak. Jadi bisa dikatakan bahwa benda yang bergerak dengan sendirinya adalah benda hidup/bukan benda mati.

                Namun ada sesuatu yang bergerak sendiri namun tidak bernafas, tidak makan dan minum, tidak peka terhadap rangsang, tidak melakukan metabolisme, dan juga tidak berkembang biak yaitu malaikat. Malaikat bukan benda mati karena buktinya Ia hidup dan melakukan tugas-tugas atau perintah-perintah dari Allah SWT seperti Malaikat Jibril tugasnya menyampaikan wahyu, malaikat Mikail pembagi rezeki, malaikat Isrofil sebagai peniup sangkakala/terompet, Malaikat Izroil pencabut nyawa, Malaikat Mungkar dan Nakir penanya alam kubur, Malaikat Roqib dan Atid sebagai pencatat amal baik dan buruk, Malaikat Malik penjaga neraka dan Malaikat Ridwan penjaga surga. Malaikat itu bukan makhluk mati atau benda mati karena Mereka bisa bergerak dengan sendirinya meski Mereka tidak makan dan minum. 

             Dalam ilmu Tauhid Kita diajarkan untuk hafal nama-nama Malaikat beserta tugas-tugasnya. Tertulis dalam nadham Aqidatul Awam yang dibaca anak-anak kelas Awwal sebagai berikut :

تفصيل عشر منهم جبريل

ميكال اسرافيل عزرائيل                     

منكر نكير ورقيب وكذا

عتيد مالك ورضوان احتذى                   

 ِArtinya :

Jumlahnya ada 10 yaitu Jibril, Mikail, Isrofil, Izroil, Mungkar, Nakir Raqib, juga Atid, Malik dan Ridwan berikutnya.

            Malaikat berbeda dengan jin yang keduanya sama-sama bukan benda mati. Malaikat tidak makan dan minum sedangkan jin makan dan minum serta berkembang biak. Keduanya sama-sama makhluq kasat mata(tidak bisa terlihat).


B. MAKHLUK HIDUP


                Betapa bahagianya jika seseorang memiliki keluarga lengkap, ada Ayah, Ibu, dan saudara-saudara. Bahkan kebahagiaan itu bertambah jika ada Kakek dan Nenek yang masih hidup yang menyertai keluarga itu. Kebahagiaan itu bisa tercapai jika manusia bisa berkembang biak. Berkembang biak adalah sarana untuk melestarikan keturunan. Dari dua individu yaitu Ayah dan Ibu menjadi beberapa individu keturunannya seperti anak, cucu bahkan cicit.

              Berkembang biak adalah ciri-ciri makhluk hidup disamping ciri-ciri yang lain seperti makan dan minum, bergerak, bernafas, tumbuh dan berkembang, peka terhadap rangsangan, adaptasi, dan melakukan metabolisme. 

 a, Bernafas

    Manusia dan makhluk hidup lain setiap hari melakukan aktivitas bernafas. 3 menit bahkan 1 menit tidak bernafas maka makhluk hidup akan mengalami kematian. manusia dan makhluk lain memerlukan oksigen ketika bernafas dan membuang karbondioksida. Kecuali tumbuhan, tumbuhan memerlukan karbondioksida untuk melakukan proses fotosintesis di siang hari dan mengeluarkan oksigen. Dimalam hari tumbuhan sama dengan makhluk hidup lain yaitu membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Karena itu kita akan merasa nyaman dan segar ketika berada dibawah pohon yang rindang disiang hari, Beda ketika dimalam hari, tumbuhan harus dikeluarkan agar oksigen tidak diserap oleh tumbuhan. 

b. Bergerak

    Bergerak berarti hidup namun belum tentu yang bergerak itu makhluk hidup. Makhluk hidup bisa bergerak sendiri sedangkan makhluk mati tidak dapat bergerak tanpa bantuan yang lain sebagaimana contoh diawal yaitu mobil. Gerak pada hewan dan manusia mudah sekali diamati, berbeda dengan gerakan tumbuhan yang sangat pelan dan sulit untuk diamati. Namun sebenarnya tumbuhan tetap melakukan gerakan, misalnya daunnya yang selalu menghadap sinar matahari, tumbuhan putri malu yang akan melakukan gerakan ketika kita sentuh dan lain-lain. Gerakan lambat tumbuhan ini disebut gerakan pasif.

c. Memerlukan makanan

    Makanan adalah sumber energi bagi makhluk hidup. Tumbuhan bisa membuat makanan sendiri ketika proses fotosintesis disebut produsen, sedangkan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan yang tidak bisa memproduksi makanan sendiri disebut konsumen. Manusia termasuk makhluk pemakan segala yang disebut omnivora karena baik tumbuhan maupun daging dari hewan Ia makan. beda dengan hewan ada yang herbivora yaitu pemakan tumbuhan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan lain - lain dan karnivora yaitu pemakan daging seperti harimau, singa, kucing, anjing dan lain-lain. Ada juga hewan omnivora seperti tikus dan kera. 

d. Tumbuh dan Berkembang

    Lihatlah adik kalian, atau diri kalian sendiri. Kalian tentu dilahirkan oleh Ibu asalnya kecil kemudian tumbuh menjadi seperti sekarang ini. Semakin hari tubuh kita tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan makhluk hidup bersifat irreversibel yaitu tidak mungkin kembali sebagaimana waktu kecil. Tumbuh artinya bertambahnya ukuran sedangkan berkembang adalah proses menuju kedewasaan. Nanti kalau Kalian sudah dewasa pasti akan tertarik dengan lawan jenis. Dalam Ilmu fiqih kedewasaan disebut baligh. Seseorang yang mencapai baligh maka Ia terkena kewajiban seperti sholat, puasa, haji dan lain-lain. Ketika tidak melakukan kewajiban seperti sholat maka dosanya dia yang menanggung sebaliknya jika melakukan kewajiban maka pahalanya bagi dirinya sendiri. 

e. Berkembang biak

    Untuk melestarikan keturunan makhluk hidup melakukan perkawinan. Perkawinan adalah upaya makhluk hidup untuk berkembang biak dari satu individu menjadi beberapa individu. Ada dua cara yaitu generatif yaitu dengan jalan perkawinan dan vegetatif dengan cara tidak dengan perwakinan. Dalam perkawinan harus ada jantan (laki-laki) dan betina (perempuan). 

f. Peka Terhadap Rangsangan (Iritabilitas)

    Untuk bisa hidup makhluk hidup harus memiiki kepekaan terhadap rangsangan dari luar, seperti ketika ada sinar matahari kita berusaha menutup cepat-cepat mata kita agar tidak silau. Demikian pula ketika ada debu yang berterbangan maka secepatnya kita menutup mata kita. Contoh lain seperti tumbuhan putri malu, atau retina mata kucing yang membesar ketika malam hari dan mengecil ketika siang hari.

g. Adaptasi

    Makhluk hidup diberi kenikmatan oleh Allah bisa beradaptasi untuk terus hidup. makhluk hidup yang hidup dilingkungan yang dingin tentu beda dengan lingkungan panas atau tropis. Manusia yang hidup dilingkungan yang dingin seperti orang eskimo memakai baju yang tebal, biasanya orangnya kecil-kecil dan rumahnya pun juga kecil. Hal itu bertujuan untuk mempertahankan kehangantan karena semakin besar ruangan udara semakin banyak sehingga hawanya semakin dingin. Tidak hanya manusia yang beradaptasi dengan lingkungan dingin itu, hewanpun juga berapdatasi dengan lingkungan dingin seperti burung pinguin yang banyak berlemak, juga beruang putih yang banyak menyimpan lemak ditubuhnya. Hal itu bertujuan agar tubuhnya selalu hangat.

i. Metabolisme

    Metabolisme adalah kemampuan makhluk hidup untuk mencerna, menyerap dan mengasimilasi makanan yang kemudian dirubah menjadi energi. Sumber energi kita adalah dari makanan. Makanan yang masuk dalam perut kemudian diolah oleh perut kita kemudian menjadi energi. Pelajaran ini akan dibahas di kelas IX nanti. 

    Ketika ada yang masuk maka ada pula yang keluar, termasuk makanan. Zat-zat sisa metabolisme yang tidak digunakan oleh tubuh kita dibuang oleh tubuh melalui proses ekskresi. Alat ekskresi kita berupa paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Paru-paru mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Kulit mengeluarkan keringat, ginjal mengeluarkan zat sisa berupa urine yang terdiri dari air, garam, dan urea. Sedangkan hati mengeluarkan zat sisa berupa empedu. Bagaimana dengan tumbuhan? Tumbuhan mengeluarkan zat sisa melalui stomata dan lentisel. 

    Semoga bisa bermanfaat, barokah fiddin, waddunya wal akhiroh. Aamiin

    

Share:

SEJARAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW


        Tidak hanya sekarang, dulu sudah pernah ada ujaran kebencian, hoax yang menimpa Baginda Nabi Muhammad SAW. Ujaran kebencian itu diujarkan oleh Ka’ab bin Zuhair, seorang seniman puisi/syair dari Arab.

        Ka’ab hidup dilingkungan orang-orang kafir. Dia hanya mendengar dan menerima berita yang menyudutkan Baginda Nabi. Dengan pengaruh ketokohan dalam bidang puisi dan syair, Ka’ab bin Zuhair menggubah syair-syair puisinya untuk menghina dan membully Islam juga Rasulullah.    Banyak orang yang terpengaruh dengan puisi-puisi Ka’ab karena puisi bagi orang Arab adalah pedang kedua, bahkan lebih tajam daripada pedang karena dengan puisi dan syair mengorbarkan perang besar.

        Tahun 628 M. Islam mulai mendapatkan pengaruh besar di kota kelahiran nabi; Mekah. Kota Mekah berhasil dikuasai. Peristiwa besar itu diabadikan dalam ingatan semua orang. Peristiwa Fathul Makkah. Berbondong-bondong orang masuk islam, berbondong-bondong dengan sukarela. Cahaya islam semakin kentara, patung-patung berhala dihancurkan, dan orang islam kini bisa bersembahyang di masjidil haram dengan bebas.

        Kabar kemenangan Rasulullah SAW sampai kemana-mana. Kakak Ka’ab bin Zuahair, Bujair bin Zuhair RA yang pada waktu itu telah memeluk islam mengabari adiknya. Ia melayangkan sepucuk surat.

Rasulullah SAW telah mengeksekusi beberapa orang yang dulu mencelanya dan menyakitinya. Dan para penyair Quraisy yang tersisa adalah Ibn Ziba’râ dan Hubairah bin  Abî Wahb. Mereka telah melarikan diri. Kalau dalam dirimu memang masih ada hajat (untuk hidup), maka pergilah temui Rasulullah SAW. Karena Rasul tak pernah membunuh seorangpun yang bertaubat mendatanginya. Kalau kau tak mau melakukan itu, maka carilah keselamatanmu dengan melarikan diri.

 

        Ka’ab bin Zuhair segera membalas surat itu. Ia membalasnya dengan untaian syair. Syair yang justru mengecam dan menyudutkan Nabi Muhammad SAW. Syair ini sampai juga kepada Nabi. Bujair pun membalas syair Ka’ab. Lalu hati Ka’ab mulai ragu. Tak ada lagi niatan baginya untuk melarikan diri, karena lapangnya dunia sudah terasa sangat sempit. Ia tak merasa memiliki tempat sembunyi yang aman. Ia lalu memutuskan untuk pergi menemui Rasulullah SAW di Madinah. Sebuah keputusan yang penting dan berani dalam hidupnya. Ia telah pasrah, apapun yang akan terjadi.

        Ia menempuh perjalanan menuju Madinah, kota berperadaban yang baru saja menggeliat. Tiba disana, ia beristirahat ditempat kenalannya yang berasal dari Juhainah. Orang itu menyediakan tempat istirahat sesaat. Tidak lama, karena pagi-pagi buta Ka’ab langsung berangkat menunaikan salat Subuh. Tak sabar ia jumpa Rasulillah SAW. Tak sabar pula ia menantikan apa yang selanjutnya terjadi. Tentu saja Ka’ab meminta temannya untuk menunjukkan dimana Rasulullah SAW. Karena selama ini ia belum pernah berjumpa beliau, ia hanya tahu dan mendengar dari orang-orang. Ketika salat Subuh telah usai, Ka’ab minta ditunjukkan dimana Rasul duduk. “Itu dia Rasulillah, berdirilah dan mintalah jaminan keamanan padanya.” Kata kawan Ka’ab.

Maka bergegaslah Ka’ab bin Zuhair RA menjumpai Nabi Muhammad SAW. Ia mendekat dan duduk didekat beliau. Tangan Ka’ab diletakkan di tangan Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu, Nabi belum mengenal siapa orang didepannya. Orang asing yang tiba-tiba duduk didepan Nabi itu.

        Tanpa basa-basi, Ka’ab langsung mengutarakan maksudnya. Ia tidak langsung mengatakan dan mengakui bahwa ialah Ka’ab bin Zuhair RA. Tentu saja atas perlakuan dan sikapnya selama ini terhadap nabi. Orang-orang disekitar Nabi juga tak ada yang berkata apapun. Mereka hanya tahu syair-syair Ka’ab, namun belum pernah melihat rupa penyairnya.

Wahai Rasulallah, Ka’ab bin Zuhair sudah datang dan minta jaminan keamanan kepadamu. Ia bertaubat dan masuk agama islam. Maka adakah engkau mau menerimanya jika aku datang padamu membawa serta dia?” Kata Ka’ab dengan nada politisnya.

 

        Nabi Muhammad SAW bukanlah pribadi yang pendendam. Beliau juga bukan pribadi yang suka mengungkit-ungkit kesalahan seseorang. Beliau selalu membuka lapang pintu maaf, dan menerima siapapun yang sadar dan bertaubat. “Tentu saja”, kata Nabi.

        Mendengar jawaban tersebut seperti mendapat angin segar. Tanpa ragu lagi Ka’ab mengaku, “Aku wahai Rasul! Ka’ab bin Zuhair”.

Spontan saja, salah seorang sahabat Anshor melompat hendak menikam Ka’ab. “Biarkanlah aku dan musuh Allah ini, aku penggal lehernya!

Namun Nabi Muhammad SAW menjawabnya dengan bijak. Beliau tidaklah membiarkan seorangpun melukai orang yang sudah masuk islam. “Biarkan dia, karena dia telah datang bertaubat. Tak melakukan lagi apa yang dilakukannya dulu.

        Kemudian ia menyenandungkan kasidah yang begitu popular dan melegenda, Banât Su’âd. Bânat Su’âd, itu kalimat pertama kasidah ini. Dibawah ini syairnya :

بَانَتْ سُعَادُ فَقَلْبِي اليَوْمَ مَتْبُوْلُ ### مُتَيَّمٌ إِثْرَهَا لَمْ يُفْدَ مَكْبُوْلَ

Suad telah pergi, pada hari ini hatiku sedih
Gelisah sesudahnya, ia masih teringat dan belum lepas

يَسْعَى الغُوَاةُ جَنَابَيْهَا وَقَوْلُهُمْ ### إِنَّكَ يَا ابْنَ أَبِي سُلْمَى لَمَقْتُوْلُ

Para penyebar isu di sekitarnya beraksi dan berkata
Wahai Ibnu Abu Sulma kamu pasti mati

 

وَقَالَ كُلُّ صَدِيْقٍ كُنْتُ آمُلُهُ ### لا أُلْهِيَنَّكَ إني عَنْكَ مَشْغُوْلُ

Sementara semua teman yg aku harapkan berkata
Aku tidak meninggalkanmu, aku sibuk darimu

 

فَقُلْتُ خَلُّوا طَرِيْقِي لاَ أَبَالَكُمْ ### فَكُلُّ مَا قَدَّرَ الرَّحْمَنُ مَفْعُوْلُ

Aku berkata biarkan jalanku tidak ada bapak bagimu
Segala apa yang ditakdirkan Ar Rahman pasti terjadi

 

كُلُّ ابن أُنْثَى وإن طَالَتْ سَلاَمَتُه ### يَوْمًا عَلَى آلةٍ حَدْبَاءَ مَحْمُوْلُ

Setiap anak seorang wanita meskipun berumur panjang
Suatu hari dia akan dipikul di atas keranda

 

نُبِّئْتُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ أَوْعَدَنِي ### وَالعَفْوُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ مَأْمُوْلُ

Aku diberitahu bahwa Rasulullah mengancamku
Dan maaf di sisi Rasulullah benar-benar diharapkan

 

مَهْلاً هَدَاكَ الذِي أَعْطَاكَ نَافِلَةَ ### القُرْآنِ فِيْهَا مَوَاعِيْظُ وَتَفْصِيْلُ

Santai, engkau telah dibimbing oleh dzat yang memberimu
Mukjizat Alquran yang berisi nasihat dan rincian

 

لاَ تَأْخُذّنِّي بِأَقْوَالِ الوُشَاةِ وَلَمْ ### أُذْنِبْ وَلَوْ كَثُرَتْ فِي الأَقَاوِيْلُ

Jangan menghukumku dengan dasar ucapan penyebar isu
Aku tidak bersalah walaupun orang-orang berkata tentangku

 

لَظَلَّ تُرْعَدُ مِنْ خَوْفٍ بَوَادِرُهُ ### إِنْ لَمْ يَكُنْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ تَنْوِيْلُ

Tengkuknya senantiasa bergetar karena takut
Jika tidak ada jaminan rasa aman dari Rasulullah

 

إِنَّ الرَّسُوْلَ لَنُوْرٌ يُسْتَضَاءُبِهِ ### مُهَنَّدٌ مِنْ سُيُوفِ اللهِ مَسْلُوْلُ

Sesungguhnya Rasul adalah cahaya yang menerangi
Kuat pemberani dari pedang India yang terhunus

 

فِي عُصْبَةٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَالَ قَائِلُهُمْ ### بِبَطْنِ مَكَّةَ لما أَسْلَمُوا زُولُوا

Bersama sekelompok orang Quraisy, salah satu dari mereka berkata
Di lembah Makkah ketika mereka masuk Islam, hijrahlah

 

زَالُوا فَمَازَالَ أَنْكَاسٌ وَلاَ كُشُفٌ ### عَنْدَ الّلقَاءِ وَلاَمِيْلٌ مُعَازِيلُ

Mereka berhijrah, mereka dianggap lemah, mereka tidak berperisai
Pada saat bertemu musuh tanpa pedang dan senjata

 

لَيْسُوا مَفَارِيْحَ إِنْ نَالَتْ رِمَاحُهُمْ ### قَوْمًا وَلَيْسُوا مَجَازِيْعًا إِذَا نِيْلُوا

Mereka tidak sombong jika tombak mereka membunuh
Suatu kaum, mereka tidak sedih jika mereka kalah

 

لاَ يَقَع الطَّعْنُ إِلاَّ فِي نُحُوْرِهِمُ ### وَمَا لَهُمْ عَنْ حِيَاضِ المَوْتِ تَهْلِيْلُ

Tikaman tidak terjadi kecuali pada leher mereka
Mereka tidak pernah mundur dari telaga kematian


          Mendengar pujian itu Nabi SAW tidak melarang, bahkan membenarkan malah Rasulullah memberi hadiah selimut yang sedang dipakai.. Selimutnya bergaris-garis. Selimut garis-garis itu bahasa Arabnya adalah Burdah,

 

        Maulid Nabi pertama diadakan oleh Al-Mu’iz Li Dinillah, khalifah Fathimiyah di Mesir pada tahun 361 H yang bermadzhab Syiah. Sedang madzhab Sunni yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi SAW adalah Syamsud Daulah dari Nidhomul Muluk di Irak.

        Dari cerita Ka’ab bin Zuhair yang membacakan pujian-pujian kepada Baginda Nabi dan Nabi diam merupakan sunnah taqririyyah yaitu perkataan, perbuatan yang tidak dilakukan Nabi SAW, tetapi dibenarkan Rasulullah SAW. Memuji atau mengagungkan Rasulullah SAW termasuk sunnah taqririyah karena tidak pernah dilarang oleh Rasulullah SAW.

        Kiai Said menyebut, sampai saat ini burdah Nabi Muhammad SAW masih ada dan diabadikan di Museum Toqafi Istanbul Turki. Itulah mengapa setiap ada qasidah atau syair yang isinya memuji Nabi Muhammad SAW disebut qasidah burdah. Dan yang terkenal di Indonesia adalah burdah gubahan Muhammad Al-Busyiri murid dari pada Syaikh Abdul Abbas Al-Mursi, murid Abu Hasan Asy-Syadzili, murid Abdus Salam bin Masyis, murid Abu Madyan Al-Ghauts.

Allahumma sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad.. Wa'Alaa Aali Sayyidinaa Muhammad...

Share:

ZAT DAN PERUBAHAN

 


        Segala sesuatu yang ada baik yang tampak maupun tidak tampak adalah ciptaan Allah SWT. Yang namanya ciptaan sudah tentu beda dengan Pencipta baik materinya maupun wujudnya. Materi atau zat dalam ilmu fisika dibagi menjadi 3 yaitu padat, cair dan gas. Padat dan cair dapat kita lihat dengan mata telanjang sedangkan gas tidak dapat kita lihat namun bisa kita rasakan. Ketiganya bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Misalnya padat menjadi cair namanya mencair, cair menjadi padat namanya membeku, padat menjadi gas namanya mengkristal, gas menjadi padat namanya menyublim. Dan banyak contoh yang lain. 
        Perubahan itu hanya berlaku bagi zat atau materi atau pula ciptaan sedangkan Sang Pencipta tidak akan mengalami perubahan. Dalam arti sangat berbeda antara wujud zat atau wujud ciptaan dengan wujud Sang Pencipta yang mutlaq Ada. Karena tidak mungkin adanya ciptaan tanpa ada Sang Penciptanya. Dialah Allah Subhaahu wata'ala. Materi atau zat yang diciptakan tidak bersifat langgeng atau abadi sedangkan Dzat Allah abadi karena ketidak abadian zat atau materi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. 
        Setiap materi menempati ruang dan memiliki massa. Hal itu dapat kita buktikan dengan balon yang diberi udara dan tidak diberi udara. Kedua balon itu kita ikat ke hanger. Maka yang terjadi balon yang berisi udara akan turun kebawah karena lebih berat dibanding yang tidak berisi udara. 
        Dalam kitab Kifayatul 'awam dijelaskan bahwa wujud ada tiga yaitu wujud mutlaq yaitu wujudnya Allah SWT, wujud muqoyyad yaitu ketergantungan dengan ruang dan tempat termasuk wujudnya alam semesta dan juga kita sebagai manusia, dan yang ketiga adalah wujud 'arody yaitu wujudnya tergantung pada ilmunya Allah, jika Allah berkehendak wujud maka benda itu berwujud, jika tidak berkehendak maka benda itu tidak berwujud. Dari sini dapat difahami bahwa materi yang harus memiliki ruang dan massa memang berbeda jauh dengan wujud mutlaq Allah. Kita tidak mungkin mengatakan materi tidak butuh tempat atau ruang. Hal itu adalah mustahil karena memang materi membutuhkan tempat dan ruang. 
        Disamping bisa berubah dari wujud yang satu kewujud yang lain, materi atau zat juga memiliki sifat berdasarkan keadaannya yaitu :
1. Wujud zat
    Telah dibawah diawal bahwa wujud zat padat, cair, dan gas bisa berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain. Bentuk perubahannya bermacam - macam sebagaimana disampaikan diawal seperti mencair, melebur, membeku, mengkristal, menyublim, mengembun dan lain-lain. (dibahas diartikel selanjutnya)

2. Warna
    Setiap zat memiliki warna tertentu untuk membedakan dengan zat lain. Seperti contohnya warna batubara hitam, warna buah pepaya yang menguning menunjukkan sudah matang, warna kayu berwarna coklat namun ada yang berwarna hijau seperti kayu randu yang baru dipotong.

3. Kelarutan
    Ada beberapa zat yang larut dalam air dan ada pula yang tidak larut dalam air. Seperti garam bisa larut dalam air. Berbeda dengan minyak yang tidak dapat larut dalam air. Air umumnya sebagai pelarut sedangkan garam sebagai zat yang terlarut :

Contoh lain zat yang terlarut dalam air yaitu gula. Ketika kita membuat kopi, susu, teh dan lain-lain maka gula yang kita pakai untuk pemanis akan larut dalam air.

4. Daya Hantar Listrik
    Setiap benda atau materi memiliki sifat daya hantar listrik, ada yang kuat seperti besi,  aluminium, tembaga, kawat., ada yang lemah seperti silikon dan yang tidak bisa menghantarkan listrik seperti kayu, karet, plastik dan lain-lain. Penghantar listrik disebut konduktor sedangkan yang tidak menghantarkan listrik disebut isolator. Materi penghantar listrik disebut logam sedangkan materi yang tidak menghantarkan listrik disebut non logam.

5. Daya magnet
    Berdasarkan sifat kemagnetan, materi dibagi dua yaitu yang dapat ditarik oleh magnet disebut benda magnetik, sedangkan yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut non magnetik. Benda yang menarik benda lain disebut magnet. Magnet ada yang alaimi ada yang buatan. Magnet pertama kali ditemukan oleh Magneto didaerah magnesia yaitu kawasan kecil di Asia. 


Share:

INDAHNYA ALAM SEMESTA, AIR TERJUN DLUNDUNG

 



        Allah SWT menciptakan alam semesta ini mempunyai maksud dan tujuan. Tujuan yang utama tentunya untuk manusia sebagai khalifah atau pemimpin yang tugasnya sebagai wakil Tuhan untuk mengatur alam. Alam diciptakan untuk umat manusia dan keberlangsungan alam ada ditangan manusia. Alam bisa rusak jika manusia tidak bisa mengatur alam dengan baik, eksplorasi besar-besaran termasuk juga hutan dengan kayunya tentunya akan merusak keberlangsungan alam.
        Foto diatas adalah gunung Penanggungan yang tampak gagak mentereng dengan  hiasan panorama hutan gunung Arjuna. Ketinggian gunung Penanggunan adalah 1653 mdpl (Meter Diatas Permukaan Laut). Memang tergolong gunung yang kecil, namun konon menurut beberapa cerita meski kecil sangat berpengaruh  mengaktifkan gunung-gunung disekitarnya yang lebih tinggi seperti gunung Arjuna dan Welirang. Konon juga luapan lumpur lapindo yang panas bersumber dari gunung ini. Ketika luapan air panas yang bercampur lumpur habis maka magma yang ada dibawah air panas akan naik keatas sehingga gunung Penanggungan yang semula tidak aktif akan menjadi aktif, Dengan aktifnya gunung Penanggunan maka gunung Arjuna, Gunung Welirang akan ikut aktif juga. 
        
        Dalam ilmu fisika setiap sesuatu yang bisa diukur disebut besaran, sementara pembanding besaran disebut satuan. Pekerjaannya disebur pengukuran. 1653 disebut besaran sedangkan meter disebut satuan. Apakah ada sesuatu yang tidak diukur besarannya? Ada, contohnya dalamnya cinta, besarnya kasih sayang. Ini tidak ada besaran dan satuannya, hanya  bisa dirasakan. 
        DIkawasan gunung penanggunan dan gunung arjuna banyak sekali tempat wisata, salah satunya adalah air terjung Dlundung (Dlundung Water Fall). Ketinggian air terjun ini adalah 60 meter. Sedangkan jarak antara SMP Al Muayyad Boarding School dengan air terjun Dlundung sekitar 32 Km yang bisa ditempuh selama 1,5 jam atau 5400 detik atau second. Coba kita hitung! (1 jam = 60 menit, 1 menit = 60 detk, maka 1 jam = 1 x 60 x 60 = 3600 detik) Jadi 1.5 jam jika dikonversikan menjadi detik  sama dengan 1,5 x 3600 = 5400 detik. Waktu tersebut ditempuh dalam keadaan normal dalam arti tidak macet. Dengan data waktu dan jarak kita bisa menentukan kecepatan karena kecepatan adalah jarak dibagi waktu. Jaraknya 32 km : 1.5 jam = 21,33 km/jam. Mengapa kecepatannya sangat lambat? Karena jalan yang berkelok-kelok, naik turun sehingga tidak bisa mempercepat laju kendaraan. 
        Kecepatan termasuk besaran turunan karena diturunkan dari besaran pokok yaitu besaran panjang dan waktu. Besaran pokok sendiri ada 7 (tujuh) yang harus dihafalkan anak-anak SMP kelas VII yaitu Panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Sedangkan besaran turunan banyak macamnya seperti kecepatan, luas, volume, gaya,dan lain-lain. 

        Indahnya air terjun Dlundung bisa kita nikmati kapan saja, asal manusia tidak merusakkannya. Mata airnya asli pegunungan, bisa langsung diminum karena tidak terkontaminasi oleh apapun sebagaimana air-air perkotaan. DIsamping itu pemandangan disekelilingnya tampak begitu indah dengan jalan-jalan yang berkelok naik dan turun. Jadi Kalian harus berhati hati jika ingin kesana. Kendaraan harus dicek rem dan mesinnya, terutama rem karena ketika jalanan turun dengan berat mobil beserta penumpangnya maka mudah sekali mobil mengalami rem blong yang berakibat fatal yaitu kecelakaan. Sopirnya harus lihai dalam hal tanjakan dan turunan, Ketika ada tanjakan diharapkan gigi satu agar mobil kuat menanjak. DIsitu ada tulisan besar yang berisi anjuran agar sopir memakai gigi satu ketika naik. Semoga ada waktu dan sangu (uang) untuk pergi kesana. Dan niati di dalam hati untuk melihat keindahan ciptaan Allah agar kita bersyukur atas nikmatnya alam semesta. Dengan demikian keimanan kita akan bertambah. Aamiin




Share:

HARI SANTRI, PENGARUH DAN PROSPEKNYA

 


HARI SANTRI, PENGARUH DAN PROSPEKNYA

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ



Artinya :

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada ma

    Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang berakal. Sifat manusia ada empat yaitu parsial, material, dimensial dan temporal. Parsial artinya terbagi jadi dua yaitu sisi kanan dan kiri, material artinya bersifat materi atau jasad yang tampak, dimensial artinya bisa dihitung sedangkan temporal artinya berwaktu. Manusia adalah yang tercipta atau makhluq sedangkan pencipta adalah Tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia memiliki tugas dan fungsi utama sebagai kholifah yang mengatur dan menggunakan alam semesta untuk kepentingan bersama. Ketika manusia diselimuti akal maka alam keberlangsungan alam semesta akan tetap kontinyu dan berkesinambungan. Jika hawa nafsu yang meliputinya maka alam semesta akan hancur.

       Karena sifatnya yang mengatur maka manusia harus mampu menggunakan akalnya. Hal itu sesuai dengan asal nama manusia yang diambil dari bahasa Arab “Insan”, “anasa”, ‘anis”, dan anisah. Anasa adalah verb atau kata kerja sedangkan anis atau anisah atau pronoun adalah kata benda subyek. Anis pelaku laki – laki sedangkan anisah pelaku perempuan artinya orang yang mengharmoniskan, Tugas ini tidak akan dicapai tanpa adanya akal sebagai penunjang.

      Berdasar ayat diatas bahwa Allah menjadikan manusia sebagai umat yang wasathiyyah dalam arti umat yang tengah-tengah atau tawassuth atau moderat. Umat yang menjadi penengah antara dua sisi. Ini sangat berkaitan erat dengan asal nama manusia diatas yaitu mengharmoniskan. Allah tidak menyebut ‘ummatan Islamiyyatan” atau “ummatan wahidatan” namun “umattan wasathon”. Tugas ini yang akan menjadi persaksian kita baik di dunia maupun diakhirat oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.

PENGARUH HARI SANTRI

        Para ulama’ – ulama’terdahulu berusaha menjadi umat yang wasathiyyah, umat yang mengharmoniskan. Taruhlah Imam Hasan Al Basri yang berusaha mengembalikan umat waktu itu untuk kembali kedunia ilmu karena waktu itu umat terperangkap dalam dilematika politik. Mereka saling bertikai, bertengkar hanya gara-gara kepentingan politik bahkan wafatnya cucu Baginda tersayang yaitu Imam Husein RA disinyalir gara-gara kepentingan politik. Juga Imam Abu Hasan Ali Al Asy’ari pendiri madzab Asy’ariyyah yang mengharmoniskan antara dalil aqli dan dalil naqli. Dalil naqli saja tidak cukup untuk memahami adanya Allah, maka diperlukan dalil aqli. Kita tidak akan menjumpai ayat yang menjelaskan Allah itu ada namun kita banyak menjumpai sifat-sifat Allah dalam Al Qur’an seperti Ar Rahman, Ar Rahim, Al ‘Adl, Al Syakur dan lain-lain, Imam Abu Hasan beranggapan tidak mungkin ada sifat tanpa adanya Dzat. Ada sifat pasti ada Dzat karena itu Beliau menyimpulkan bahwa sifat utama/nafsiyah yaitu sifat WUJUD yang artinya Allah itu Ada. Dengan adanya Allah maka alam semesta ada serta adanya alam semesta juga merupakan bukti adanya Sang Pencipta, Causa Prima yaitu Allah Robbil 'Izzati.

   Tidak ketinggalan ulama’ terkenal dari Indonesia, pendiri ormas keagamaan terbesar yaitu NU. Beliau adalah Hadrotus Syekh Hasyim Asy’ari. Mbah Hasyim berhasil mengharmoniskan antara negara dan agama. Keduanya harus harmonis agar keberlangsungan umat tetap kontinyu. Agama tidak rusak karena sulitnya mengamalkan agama pun juga negara tidak rusak karena tiadanya agama. 

    Pada tahun 1913, Mbah Hasyim bisa memprediksi bahwa nanti Turki Utsmani akan hancur dan bekas kekuasaannya terpisah menjadi beberapa negara. Beliau juga bisa memprediksi bahwa jika Islam dan negara dibenturkan maka akan terjadi chaos dan berakibat rusaknya negara itu. Dengan semboyan "Hubbul Wathon Minal Iman" Cinta tanah air sebagian daripada iman, Beliau menanamkan kepada generasi mendatang untuk mencintai negara tanpa meninggalkan agama. Nasionalisme harus tetap dipupuk agar keberlangsungan tatanan negara tercapai. 

    Dari slogan itu, pada tahun 1945 ketika Belanda menjajah kembali Indonesia dengan bantuan sekutu, para santri, rakyat, dan juga tentara bahu membahu, berjibaku untuk mengusir penjajah Belanda di negeri tercinta tepatnya di Surabaya. Banyak rakyat Indonesia termasuk para santri yang gugur, namun dorongan semangat jihad dari Mbah Hasyim yang terkenal dengan "Resolusi jihad" penjajah bisa diusir dari Surabaya, Tidak hanya itu, Jendral mereka yaitu Jendral Malaby juga ikut tewas dalam pertempuran di Surabaya. 

    Ketika orde baru berkuasa, sejarah perang heroik para santri di Surabaya diputar balikkan. Sejarah menjadi kamuflase. Perjuangan santri tidak tercatat dalam buku-buku sejarah bahkan para santri mengenal resolusi jihad akhir-akhir ini saja. 

    Namun ditahun 2015, Presiden Jokowi berusaha menguak kembali sejarah yang terbenam, membuka kembali lembaran - lembaran sejarah betapa besar peranan santri untuk negeri. Berdasarkan keputusan Presiden no.22 tahun 2015 di masjid Istiqlal dinyatakan bahwa tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai hari Santri Nasional. Subhanalloh, nomor surat 22, resolusi jihad juga tanggal 22 Oktober 1945, dan hari santri juga jatuh pada tanggal 22 Oktober. Ini bukan suatu kebetulan namun fadhol dari Allah agar santri selalu istiqomah dalam berjuang untuk agama dan negara. 

PROSPEK HARI SANTRI

    Tercatat data di Kemenag tahun 2019 jumlah pondok pesantren di Indonesia 27.277 pondok sedangkan jumlah santri 4.176.285 santri. Penulis yakin masih banyak pondok dengan santri-santri yang belum masuk data. Dengan jumlah demikian, sangat diharapkan bagi para santri untuk selalu aktif dan berkecimpung dalam dunia apapun. Baik itu dunia usaha dan jasa. Diharapkan pula para santri yang pernah diajari kewirausahaan oleh Kyai mampu mengamalkan ilmunya ketika nanti terjun didunia masyarakat. Mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga dapat menjadi solusi atas ketimpangan sosial yang diakibatkan dari faktor ekonomi. Para santri yang setiap saat dididik kejujuran dan kemandirian sangat diperlukan bagi kalangan industri karena sulitnya mencari orang yang jujur dan bisa dipercaya dalam menangani proyek-proyek besar di perusahaan. Jiwa perjuangan santri semasa di Pondok juga bisa menjadi bekal nanti agar para santri tidak mudah patah semangat, selalu bangkit meski terpuruk dalam kerugian. Semoga para santri bisa mengamalkan ilmunya, selalu bisa mewarnai ditengah - tengah masyarakat sebagai pembawa agen perubahan. Aamiin

                  


Share:

PENDIDIKAN ALA IMAM SYAFI'I

 

PENDIDIKAN ALA IMAM SYAFI'I

        Santri Pondok Pesantren tentunya tidak asing mendengar nadhom dibawah ini. Nadhoman ini sering dibaca bahkan dihafalkan oleh para santri yang duduk dibangku Madrasah Diniyyah awal. Nadhom ini dikarang oleh salah satu ulama' besar, pendiri Madzab Syafi'iiyah yang dianut oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia. Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris As Syafi'i yang lahir pada tahun 767 M di Gaza Palestina. Bunyi nadhom sebagai berikut : 

أخي لن تنال العلم إلا بستة    ### سأنبيك عن تفصيلها ببيان

ذكاء وحرص واصطبار وبلغة  ###  وصحبة أستاذ وطول زمان

 

Imam as-Syafi’I menjelaskan dengan baitnya di atas yang berarti,

“Wahai saudaraku, ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara. Aku akan menyebutkan perinciannya: (yaitu) kecerdasan, ambisi, sabar, modal, bimbingan guru, dan waktu yang lama.”

1. ذكاء  (CERDAS)

Manusia diberi akal oleh Allah SWT untuk berfikir. Bahkan didalam Al Qur’an banyak kita menjumpai ayat-ayat yang berhubungan dengan akal namun dalam kata kerja atau verb aktif seperti “afalaa ta’qilun”. Ini menandakan bahwa manusia dituntut agar selali berfikir karena berfikir butuh kecerdasan. Berfikir dan cerdas adalah dua kata yang harus selaras dalam pola dan prilaku. Berfikir membutuhkan kecerdasan, kecerdasan membutuhkan fikiran. Untuk itu para penuntut Ilmu oleh Imam Syafi’I dituntut untuk cerdas, cerdas dalam mencari dan memilih guru, cerdas dalam menyimak, mendengar, memilah dan memilih pengetahuan yang lebih utama.

 

2. حرص  (AMBISI)

Berambisi dalam mencari ilmu adalah suatu yang tidak boleh ketinggalan karena mencari ilmu itu bukanlah hal mudah, banyak rintangan yang akan dihadapi seperti malas. “Seorang pelaut tidak akan lahir dari ombak yang tenang,” pun seorang penuntut ilmu akan dihadang berbadai-badai masalah dan kita harus melaluinya dengan semangat dan terus bangkit saat terjatuh. Tanpa itu semua mencari ilmu hanya sebuah perkataan tanpa adanya pelaksanaan apalagi berharap sebuah hasil.

3. اصطبار  (SABAR)

Benar apa yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa kesabaran adalah setengah dari iman. Imam Ibnu Hajar Al Asqalani tidak akan menjadi ulama’ yang mu’tabar jika Beliau tidak sabar. Imam Nawawi Al Bantani yang sabar meladeni, berkhidmah kepada Guru Beliau yaitu Syekh Zaid Al Makki sehingga menjadi ulama’ yang sangat berpengaruh di Arab Saudi. Kesabaran itu akan menghasilkan buah dan buah itu adalah ilmu yang tidak hanya bisa diraih namun bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan negara.

4.  بلغة   (MODAL)

Modal dalam hal ini bukan hanya sebuah uang, namun modal dalam hal ini adalah sesuai dengan makna asli dari بلغ (sampai). Jadi dalam mencari ilmu kita harus mempunyai sesuatu yang bisa mengantarkan kita menujunya sebagai contoh lainnya adalah buku, alat tulis, dll. Semua hal yang mendukung proses kita mencari ilmu itulah yang harus kita punya.

 

 

5. صحبة أستاذ  (DITEMANI GURU)

Bagaimanapun pembelajaran tatap muka, berhadapan langsung sangat berbeda guna dan manfaatnya daripada belajar sendiri. Seorang guru bisa langusng menegur jika ada kesalahan sehingga kesalahan itu tidak terus menerus ditularkan kepada murid. Ada ikatan batin yang kuat ketika seorang murid berhadapan langsung dengan guru terutama jika guru itu mempunyai sanad yang jelas sampai kepada Rasulullah dan Malaikat Jibril sebagai penyampai.

6. طول زمان  (WAKTU YANG LAMA)

Mencari ilmu adalah suatu proses jadi kita tidak bisa dilakukan dengan waktu yang singkat. Mungkin beberapa orang bisa melakukannya dengan waktu yang relatif singkat, namun apakah jiwa kita telah siap dalam keilmuan tersebut. Lamanya kita dalam menuntut ilmu bukan diperhitungkan dari segi waktu namun dari segi kesiapan jiwa kita dalam menerima ilmu. Banyak orang pintar yang kurang bijak dalam keilmuannya. Semoga bermanfaat, Aamiin


 


                                                                


 

 

 

Share:

Postingan Populer

Cari Blog Ini

Blog Archive

PERBEDAAN BENDA HIDUP DAN BENDA MATI

  A. BENDA MATI                                     Lihatlah benda - benda diatas. Ada gelas, ada meja, ada kain, ada sendok. Kesemua itu ad...

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.